Sagusablog

Ikatan Guru Indonesia (IGI) menyelenggarakan workshop pembuatan blog bernama Sagusablog (Satu Guru Satu Blog).

Mading Teks Persuasi

Murid-murid kelas VIII A SMPN Duamanu mengomunikasikan teks persuasi yang telah dibuat melalui mading teks persuasi.

Media Pembelajaran Ular Tangga

Permainan ular tangga dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk menguji daya ingat siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

Tampilkan postingan dengan label Materi Kelas VII. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Materi Kelas VII. Tampilkan semua postingan

Senin, 27 April 2020

Kata Sifat (Adjektiva)


Kata Sifat (Adjektiva)

      Kata sifat adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang. Adjektiva atau kata sifat mempunyai ciri sebagai berikut.
1.      Kata sifat dapat diberi kata pembanding seperti lebih, kurang, dan paling.
Contoh: lebih pandai, kurang tinggi, paling besar.
2.  Kata sifat dapat diulang dengan menggunakan imbuhan awalan se- dan imbuhan akhiran -nya­.
Contoh: sebaik-baiknya, seindah-indahnya.
3.     Kata sifat dapat dibubuhi keterangan penguat, seperti amat, sangat, sekali, terlalu.
Contoh: amat ramai, sangat baik, indah sekali, terlalu cepat.
4.      Kata sifat dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh: tidak salah, tidak benar, tidak baik.

Unsur Kebahasaan dalam Cerita Fabel


Unsur Kebahasaan dalam Cerita Fabel


            Sebagai jenis dongeng yang menggunakan binatang sebagai tokoh cerita, bahasa dalam fabel banyak dimanfaatkan untuk menggambarkan sifat-sifat binatang yang memiliki kemiripan atau kesamaan dengan sifat manusia. Berikut ciri-ciri bahasa dalam fabel.
1.   Memuat kata-kata sifat untuk mendeskripsikan karakter pelaku, baik penampilan fisik maupun kepribadiannya.
2.   Memuat kata-kata keterangan untuk menggambarkan latar (latar waktu, tempat, dan suasana).
3.      Memuat kata kerja yang menunjukkan peristiwa-peristiwa yang dialami para pelaku.
4.  Banyak menggunakan kata bermakna denotatif (makna sebenarnya) sehingga mudah dipahami.
5.   Kadang-kadang disisipkan kalimat langsung, yaitu kalimat yang diujarkan secara langsung oleh tokoh untuk menghidupkan suasana cerita. Kalimat langsung ditandai dengan penggunaan tanda petik (“…”).